Tanaman kelor telah digunakan oleh nenek moyang kita
sebagai tanaman untuk sayur, obat atau sebagai lalapan. Tanaman ini adalah
tanaman yang toleran terhadap musim kemarau yang panjang, dan bertahan hidup
dengan merontokkan daunnya pada saat kemarau. Kelor termasuk jenis tumbuhan
perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 5 -11 meter. Pohon Kelor tidak
terlalu besar, batang kayunya mudah patah dan cabangnya agak jarang tetapi
mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur (oval) dengan
ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai.
Deskripsi
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk
pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar.
Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus
dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling
(alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna
hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1
- 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi
rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus.
Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna
putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga,
panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat,
bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18
bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa
secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran
rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam
sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang
mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya
berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga
kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk
segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah
berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat
dengan cara stek dan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain
membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan
pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup
dengan sinar matahari.
Klasifikasi kelor
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
Spesies: Moringa oleifera
Lam
Kandungan Kelor
Telah
diteliti kandungan kimia daun kelor. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan
adanya senyawa alkaloid dan steroid/triterpenoid. Dari ekstrak n-heksana
diisolasi dua isolat berwarna kuning. Isolat 1 diperoleh dari kromatografi cair
vakum (KCV) dan isolat 2 dari kombinasi KCV dan kromatografi kolom. Berdasarkan
spektra ultraviolet-sinar tampak dan inframerah diduga bahwa isolat 1 merupakan
senyawa karotenoid yang mempunyai ikatan eter serta gugus karbonil dan alkil,
sedangkan isolat 2 diduga turunan karotenoid yang gugus fungsinya belum dapat
ditentukan.
Kandungan
|
Biji
|
Daun
|
Tepung daun
|
Kadar Air (%)
Calori
Protein (g)
Lemak (g)
Carbohydrate (g)
Fiber (g)
Minerals (g)
Ca (mg)
Mg (mg)
P (mg)
K (mg)
Cu (mg)
Fe (mg)
S (mg)
Oxalic acid (mg)
Vitamin A - B carotene (mg)
Vitamin B -choline (mg)
Vitamin B1 -thiamin (mg)
Vitamin B2 -riboflavin (mg)
Vitamin B3 -nicotinic acid (mg)
Vitamin C -ascorbic acid (mg)
Vitamin E -tocopherol (mg)
Arginine (g/16g N)
Histidine (g/16g N)
Lysine (g/16g N)
Tryptophan (g/16g N)
Phenylanaline (g/16g N)
Methionine (g/16g N)
Threonine (g/16g N)
Leucine (g/16g N)
Isoleucine (g/16g N)
Valine (g/16g N)
|
86.9
26
2.5
0.1
3.7
4.8
2.0
30
24
110
259
3.1
5.3
137
10
0.11
423
0.05
0.07
0.2
120
-
3.6
1.1
1.5
0.8
4.3
1.4
3.9
6.5
4.4
5.4
|
75.0
92
6.7
1.7
13.4
0.9
2.3
440
24
70
259
1.1
7
137
101
6.8
423
0.21
0.05
0.8
220
-
6.0
2.1
4.3
1.9
6.4
2.0
4.9
9.3
6.3
7.1
|
7.5
205
27.1
2.3
38.2
19.2
-
2,003
368
204
1,324
0.57
28.2
870
1.6%
16.3
-
2.64
20.5
8.2
17.3
113
1.33%
0.61%
1.32%
0.43%
1.39%
0.35%
1.19%
1.95%
0.83%
1.06%
|
Tanaman kelor mengandung gizi yang tinggi
dan sangat bermanfaat untuk perbaikan gizi. Terbukti bahwa kelor telah berhasil
mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan
banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil. Dilihat dari nilai gizinya
kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman
ini bisa dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun serta mengandung gizi
tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x
vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk,
4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi
pada bayam, dan 2x protein dariyogurt.
Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x vitamin
A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x
mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada
bayam, dan 9x protein dari yogurt.
Manfaat dan Kegunaan
Di India kelor berkhasiat sebagai obat;
anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak, kolera, conjunctivitis,
batuk, diarrhea, infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar,
sakit kepala, tekanan darah tidak normal, radang sendi, gangguan pernafasan, scurvy,kekurangan
cairan sperma dan tuberculosis. Di
beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun kelor,
bubur, sirup, teh daun kelor, sauce kelor, biskuit kelor dan lainnya.
Sementara itu di Indonesia sedikit sekali orang yang memanfaatkan tanaman kelor
ini sebagai makanan. Selain itukelor juga berguna sebagai obat diantaranya:
1. Mengobati
Beri-Beri dan Oedem
Akar kelor, akar pepaya ditambah kulit lawang atau cengkeh, digiling,
ditambah air, peras, saring kemudian minum.
2. Mengobati
Herpes dan Luka Bernanah
Daun kelor ditumbuk dengan kapur, kemudian balurkan.
3.
Mengobati Sariawan
Akar kelor direbus, saring dan minum airnya.
4. Mengobati
Rematik, Nyeri dan Pegal Linu
Akar kelor direbus,, saring, minum airnya. Atau 2-3 gagang daun
kelor dan 1/2 sendok makan kapur sirih ditumbuk halus dan balurkan ketempat
yang sakit.
5. Mengobati
Epilepsi
Akar kelor direbus, saring kemudian minum airnya.
6. Mengobati
Susah Buang Air Kecil
Akar kelor ditambah daun, direbus, saring dan minum airnya.
7. Mengobati
Sakit Kuning
Daun kelor 3-7 tangkai, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air
kelapa hijau. Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan
disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata, minum
secara rutin sampai sembuh.
8. Mengobati
Rabun Ayam
Tiga tangkai daun kelor ditumbuk halus, seduh dengan 1 cangkir
air masak dan disaring, campurkan dengan madu dan aduk sampai merata, minum
sebelum tidur.
9. Mengobati
Alergi dan Biduren
Daun kelor 3 gagang, bawang merah 1 siung dan adas pulasari,
direbus dengan 3 gelas air mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Minum sehari 2 kali pagi dan sore.
10. Sakit Mata
Yaitu dengan menggunakan 3 gagang daun kelor kemudian ditumbuk
halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap.Cara menggunakan air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.
12. Cacingan
Dengan 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran kemudian semua bahan tersebut direbus
dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
dan diminum.
Manfaat biji kelor juga sudah mulai
dikembangkan melalui Program UNDP, yaitu sebagai bahan pengendap/koagulator
untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman, seperti di
ITB. Yaitu dengan nilai pH yang berbeda, maka antara 100-150 mg
bubuk/serbuk/liter air, memberikan hasil turbiditas tinggi pada air (800-10.000
FTU), kalau dibandingkan dengan koagulan umum seperti Al2(SO4)3 yang baru
efektif pada pH 7 saja.
Juga kandungan senyawa yang terdapat pada
serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri.
Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli (salah satu yang
disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum), akan tereduksi atau mati.
Serta, menurut perhitungan yang sudah diuji coba oleh tim ahli dari UNDP,
maka kebutuhan biji kelor untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau
rawa, cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang,
dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 l/hari/ jiwa.
Sumber :